Rabu, 11 November 2009

Nitrifikasi di Tanah Hutan Pinus (Pinus merkusii) di

ABSTRAK
Nitrifikasi merupakan bagian yang penting dalam siklus nitrogen. Proses
nitrifikasi dikerjakan terutama oleh dua kelompok bakteri nitrifikasi autotropik. Pada
tahap pertama nitrifikasi, bakteri pengoksidasi amonia mengoksidasi amonia menjadi
nitrit, sedangkan pada tahap yang kedua bakteri pengoksidasi nitrit mengoksidasi
nitrit menjadi nitrat. Nitrifikasi dapat terjadi di banyak jenis ekosistem hutan,
termasuk hutan Pinus merkusii yang terdapat di Jawa Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini adalah: (1) mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap nitrifikasi,
amonifikasi dan mineralisasi bersih kumulatif, serta kepadatan bakteri pengoksidasi
amonia di tanah hutan pinus gunung Merbabu dan Merapi, (2) mengetahui korelasi
faktor-faktor lingkungan yang berperan terhadap nitrifikasi bersih kumulatif di tanah
hutan pinus gunung Merbabu dan Merapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi latar nitrat dan amonium di
tanah hutan pinus gunung Merbabu semakin secara nyata rendah seiring
bertambahnya ketinggian. Konsentrasi latar nitrat di tanah hutan gunung Merapi
tidak berbeda nyata antar ketinggian, sedangkan konsentrasi latar amoniumnya
secara nyata semakin tinggi seiring bertambahnya ketinggian. Nilai nitrifikasi bersih
kumulatif di tanah hutan gunung Merbabu dan Merapi menurun secara nyata seiring
bertambahnya ketinggian. Amonifikasi dan mineralisasi bersih kumulatif di tanah
hutan gunung Merbabu meningkat secara nyata seiring bertambahnya ketinggian,
namun amonifikasi dan mineralisasi bersih kumulatif di tanah hutan gunung Merapi
menurun seiring bertambahnya ketinggian. Nitrifikasi bersih kumulatif selama 21
hari di tanah hutan gunung Merbabu dan gunung Merapi berkorelasi dengan faktorfaktor
abiotik (ketinggian tempat dan pH), mineralisasi dan kepadatan bakteri
pengoksidasi amonia.
Kata kunci: nitrifikasi, ketinggian, gunung Merbabu, gunung Merapi.

Rusa Timor (Cervus timorensis)




Rusa Timor (Cervus timorensis) merupakan salah satu dari contoh hewan mamalia di Indonesia yang mulai terancam keberadaanya. Kehidupannya di alam liar mengalami penurunan, jumlahnya mulai berkurang yang disebabkan oleh banyaknya perburuan liar dan perdagangan illegal yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Rusa Timor (Cervus timorensis) ini diburu karena untuk diambil dagingnya yang dikonsumsi oleh sebagian orang, dan juga diambil rangga (tanduk) nya untuk dijadikan hiasan dinding atau pernak pernik lainnya. Di jaman yang moderen sepeti sekarang ini perburuan semakin banyak dilakukan oleh banyak orang, dengan alat-alat canggih seperti pisau, senapan, kompas dan alat-alat yang lain yang mendukung untuk dilakukannya perburuan liar. Dengan semakin meningkatnya perburuan liar, maka keberadaan Rusa Timor (Cervus timorensis) yang ada di alam bebas semakin berkurang bahkan hampir mengalami kepunahan. Untuk itu pemerintah mengeluarkan UU tentang larangan berburu dan memperdagangkan satwa liar yang masih hidup. Walaupun demikian perburuan liar masih sering dilakukan dan masih banyak juga masyarakat yang memelihara hewan-hewan langka tersebut dalam rumahnya. Menurut berbagai publikasi ilmiah yang ada hingga saat ini jumlah spesies binatang untuk taksa tercermin dalam fakta : 515 spesies mamalia besar (39 % endemic) dan termasuk di dalamnya adalah Rusa Timor (Cervus timorensis) (Departemen Kehutanan 1994) (Riyadi, 2003).

Perkawinan Monohibrid dan Rangkai Kelamin


1. Drosophilla melanogaster (lalat buah) merupakan salah satu organisme yang sering dijadikan model dalam mempelajari ilmu genetika. Lalat buah mudah dikembangkan di laboratorium dan memiliki siklus reproduksi yang pendek. D. melanogaster hanya mempunyai empat macam kromosom yang mudah dibedakan, yaitu tiga pasang kromosom autosom dan satu pasang kromosom sex.
2.a. membedakan jenis kelamin lalat Drosophilla melanogaster berdasarkan morfologinya. Lalat Drosophilla melanogaster jantan berukuran lebih kecil lalat betina, mempunyai sex combs berupa rambut-rambut kaku seperti sisir pada metatarsus dari extremitas anteriornya dan bentuk abdomennya membulat dan berwarna gelap. Pada lalat Drosophilla melanogaster betina tidak dijumpai adanya sex combs dan bentuk abdomennya runcing dan bergaris-garis





b. Gen gen yang terdapat pada kromosom kelamin akan terus diwariskan pada keturunan berikutnya hanya jika organisme tersebut memiliki kromosom kelamin yang sama dengan induknya. Misalkan Gen yang bertanggung jawab pada proses pembentukan pigmen warna mata pada Drosophilla melanogaster terpaut dengan kromosom X. Gen ini hanya akan terekspresi jika dalam keadaan homozygote maka jika dari dari hasil persilangan betina mata putih dan jantan mata merah akan dihasilakan seluruh anakan jantan akan bermata putih dan anakan betinanya bermata merah. Perbedaan warna ini disebabkan Karena organisme jantan hanya memiliki satu kromosom kelamin yaitu XY sedangkan organisme betina memiliki dua kromosom kelamin yaitu XX
. 3. Diagram Persilangan morfologi sayap
P1 : ♀ sayap lurus >< ♂ sayap vestigial Cucu cucu F1 : sayap lurus sayap vestigial Cucu cucu Perbandingan : 50% 50% P1 : ♀ sayap vestigial >< ♂ sayap lurus cucu Cucu F1 : sayap lurus sayap vestigial Cucu cucu Perbandingan : 50% 50% Diagram Persilangan warna mata P1 : ♀ mata putih >< ♂ mata merah XaXa XAY F1 : XAXa XAXa XaY XaY Perbandingan : 50% 50% P1 : ♀ mata merah >< ♂ mata putih XAXA XaY F1 : XAXa XAXa XAY XAY Perbandingan : 50% 50%

Sistem respirasi pada jangkrik
Jangkrik mempunyai alat pernafasan berupa trakea, Sistem trakea (tracheal system) serangga, yang terbuat dari pipa udara yang bercabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat. Pipa terbesar, yang disebut trakea, membuka ke arah luar. Cabang yang paling halus menjulur dan memanjang ke permukaan hampir setiap sel, di mana gas dipertukarkan melalui difusi melewati epitelium lembab yang melapisi ujung terminal sistem trakea. Dengan hampir semua sel tubuh terpapar ke medium respirasi, maka sistem sirkulasi terbuka pada serangga tidak terlibat dalam transpor oksigen dan karbon dioksida